BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kandisiasis merupakan salah satu
manifestasi dari penyakit kulit terutama pada mukosa mulut berupa infeksi yang
disebabkan oleh jamur candidida albicans. Penyakit ini sangat sering ditemukan
pada oraang yang memiliki imunitas yang rendah seperti orang yang terkena HIV.
Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dijaga
dengan baik dan mengkonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila oral
candidiasis tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan menyebabkan
ketidak nyamanan pada mulut.
Oral candidiasis merupakan infeksi
rongga mulut yang umum terjadi pada manusia dan memiliki banyak manifestasi
klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit di diagnose. Penyebabnya adalah
banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap munculnya infeksi ini. Setiap
jenis manifestasi harus ditangani secara tepat sehinggga diperlukan pengetahuan
tentang jenis pengobatansecara tepat pula.
1.2 Rumusan masalah
1) Definisi
tentang kandidiasis?
2) Etiologi
tentang kandidiasis?
3) Tanda
dan gejala kandidiasis?
4) Asuhan
Keperawatan kandidiasis?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Suatu penyakit kulit akut atau
subakut, disebabkan jamur intermediate yang menyerang kulit, kuku, selaput
lendir dan alat – alat dalam.
2.2 Etiologi
Jamur golongan candida yang pathogen
dan merupakan penyebab kandidiosis adalah candida albicans.
a) Faktor
predisosisi
·
Kebersihan mulut kurang baik
·
Pemakaian gigi tiruan
·
Pada bayi, sisa susu.
2.3 Pathway
sistem imun
menurun
|
Pengguanaan
kortikosteroid dan antibiotic yang tak terkontrol, immunodefisiensi
|
Gangguan
keseimbangan flora normal dimulut (candida albicans
|
Pertumbuhan jamur
yang tak terkontrol
|
Proses infeksi
|
Timbul bercak
dimulut
|
Menyerang system
imun
|
Oral
trush
|
Menggumpal implus
syaraf pengecap
|
Nyeri pada mulut
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
Candida
bermetastase
|
Tidak dapat
mengecap rasa
|
Ke faring
|
Gejala makin
berat
|
Nyeri pada faring
|
Bercak kemerahan
dengan eksudat berwarna putih
|
Proses peradangan
|
MK : gangguan
rasa nyaman : nyeri
|
Suhu tubuh meningkat
|
Peningkatanhormon prostaglandidn bradikinin,histamine
|
Hipertermi
|
2.3 Gambaran Klinik
Infeksi jamur ini dapat berbentuk :
1) Kandidiosis
sistemik
2) Kandidiosis
lokal
Kandidiosis
lokal dapat dibedakan secara klinik :
1) Kandidiosis
mukokutan
·
Kandidiosis oral
·
Perleche
·
Kandidiosis vaginalis dan balanitis
2) Kandidiosis
kuli
·
Kandidiosis intertriginosa
·
Kandididosis kuku dan paronikia
·
Kandidiosis granulomatosa
·
Reaksi id karena candida (kandidid)
Penyakit kandidiosis banyak dihubungkan dengan aneka
faktor, seperti keadaan kulit yang terus menerus lembab, pemakaian obat –
obatan antibiotika, steroid dan sitostsatika, perubahan fisiologis tubuh pada
kehamilan, penyakit – penyakit menahun dan kelemahan umum, gangguan endokrin,
dan obesitas serta keadaan malnutrisi.
1. Kandidiosis
oral
Kelainan ini sering
terjadi pada bayi, berupa bercak putih seperti membrane pada mukosa mulut atau
lidah. Bila membrane tersebut di angkat, tampak dasar yang kemerahan dan erosive.
2. Perleche
Berupa retakan kulit
pada sudut mulut, terasa pedih dan nyeri bila tersentuh makanan atau air.
3. Kandidiosis
vaginal atau vulvo vaginal
Kelainan ini berupa
bercak putih diatas mukosa yang eritematosa erosive, mulai dari serviks sampai
intoitus vagina, didapatkan fluor albus yang putih kekuningan yang disertai
dengan semacam butiran tepung, kadang – kadang seperti susu pecah. Keluhan
biasanya berupa rasa gatal serta dispareuni karena adanya erosi. Bila meluas ke
vulva, terjadi vulvavoginitis yang sangat gatal, timbul peradangan dan erosi. Serta
sering menjadi bertambah buruk oleh garutan dan infeksi sekunder. Diagnosis
banding adalah trikomoniasis dan gonore akut.
4. Balanitis
Balanitis yang
disebabkan candida biasanya terjadi pada laki – laki yang tidak disunat, dengan
glans penis selalu tertutup oleh prepuseum. Keluhan gatal disertai timbulnya
membrane atau bercak putih pada glanspenis, yang sering seluruhnya menjadi
eritem dan erosit bla berat disertai rasa nyeri, gatal, dan mudah berdarah.
5. Kandidiosis
intertriginosa
Kelainan ini sering
terjadi pada orang – orang yang gemuk, menyerang lipatan – lipatan kuit yang
besar seperti inguinal, aksila, dan lipat payudara. Yang khas disini adalah
bercak kemerahan yang agak lebar pada lipatan kulit tersebut, dengan
dikelilingi oleh lesi – lesi satelit. Ditengah lesi yang lebar sering terjadi
erosi, sedangkan ditepinya terjadi pengelupasan kulit tanpa peninggian lesi.
Pada orang yang banyak mencuci, jamur ini menyerang daerah interdigital tangan
maupun kaki. Terjadi daerah erosi dengan maserasi berwarna keputihan
ditengahnya. Juga disini terjadi lesi – lesi satelit dikelilingnya.
6. Kandidiosis
kuku dan paronikia
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya ini
menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku (paronikia karena candida).
Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Bila terjadi infeksi ikutan oleh
pseudomonas aeruginosa, lesi akan berwarna kehijauan. Diagnose banding adalah
tinea unguium.
7. Kandidiosis
granulomatosa
Kelainan ini merupakan
bentuk yang jarang dijumpai. Manipestasi kulita berupa pembentukan granuloma
yang terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. biasanya
terdapat dikepala atau ekstermitas.
8. Kandidid
Kelainan ini adalah
suatu reaksi alergi terhadap elemen jamur atau metabolit candida spp. Kelainan
biasanya bermanifestasi jauh dari tempat infeksi asal, dapat berupa eritema,
vasikula, valvula atau uritika. Biasanya terbentuk bersama – sama sekaligus
dengan disertai rasa gatal yang bervariasi mulai dari ringan sampai berat. Bila
dilakukan pemeriksaan kerokan lesi, idak akan ditemukan jamur penyebab.
2.4 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan
langsung kerokan kulit atau usap mukokutan dengan larutan KOH 10% atau dengan
pewarnaan Gram akan terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.
2. Pemeriksaan
biakan dengan media sabouraud akan membantu menegakan diagnosis.
2.5 Diagnosis
Diagnosis kandidiosis kuits
ditegakan atas adanya gejala klinik berupa lesi eritematosa berbatas tegas dan
meluas disertai lesi satelit disekitarnya. Diagnosis ditunjang dengan
pemeriksaankerokan kulit dengan larutan KOH 10% atau preparat gram.
2.6 pengobatan
Pengobatan kandidosis kulit dan
kandidosis selaput lendir yang lokal dapat dibuat dengan memberikan obat anti
jamur topical. Yang penting selain pengobatan dengan obat anti jamur yang
efektif, harus dicari faktor predisposisi dan sedapat ini faktor mungkin
dihilangkan.
Pengobatan kandidosis oral berupa
lozenges atau oral gel yang mengandung nistamin, amfoterisin B, atau mikonazol.
Pemberian obat 2-3 kali sehari selama 5-7 hari memberikan hasil yang baik.
Pengobatan kandidosis vaginal,
banyak sekali pengobatan – pengobatan yang efektif. Obat yang biasanya dipakai
untuk tetapi kandidosis vagina adalah preparat khusus intravaginal yang
mengandung imidazole selama 1-5 hari. Terapi oral juga diberikan 1-5 hari.
Ketokonazol 400 mg selama 5 hari, intra konazol 2 kali 200 mg sehari dan
flukonazol 150 mg sekali. Efektivitas pengobatan dengan obat – obat tersebut
diatas 80%.
KONSEP
NCP
A. Pengkajian
1)
Biodata
Nama :
-
Umur :
semua umur tetapi lebih sering terjadi
pada bayi
Jenis kelamin : -
Status material : -
Agama :
-
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Suku bangsa : -
Alamat :
-
No. medrec : -
No. rawat : -
Dx. Medis : -
Tgl. Masuk : -
Tgl. Pengkajian : -
a) Keluhan
utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri dan gatal
pada area permukaan mulut disertai
dengan demam.
b)
Riwayat kesehatan sekarang.
Biasanya pasien datang ke RSUD
dr.Drajat Prawiranegara dengan keluan nyeri
dan gatal disertai demam, nyeri yang dirasakan seperti terbakar, nyeri menjalar
sampai ke area permukaan mulut, dengan skala nyeri 3 dari 0-10, nyeri mulai
timbul satu minggu yang lalu.
c) Riwayat
kesehatan masa lalu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami
penyakit seperti ini, tidak pernah mengalami operasi, pasien tidak mempunyai
alergi obat
d) Riwayat
kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa anggota
keluarganya tidak ada yang pernah mengalami penyakit keturunan seperti dm,asma,
dan hipertensi
e) Pemeriksaan
fisik
1.
Tanda-tanda vital
a.
Keadaan umum : sedang
b.
Kesadaran : kualitatif : CM s/d Coma
Kuantitatif
:
c.
Tekanan darh
:sistole/diastoleol
-
Nilai normal sistole <130 mmHg diastole <85 mmHg
- Nilai MAP (mean atrial pressure)
Sistole +
diastole :
2
Kesimpulan :
MAP Minimal 70 mmHg : perfusi ginjal yang memadai
d.
Nadi : .......(N: 60X/mnt -120X/mnt)
e.
Suhu :........(N: 35 C -37 C)
f.
RR :...........(16 -20 x/mnt
f) Pemeriksaan
sistematika /persistem
1. Sistem
pernafasan
Pola nafas vesikuler, bentuk dada simetris,tidak
ada nyeri tekan pada sinus,mukosa hidung merah
muda.
2. Sistem
kardiovaskuler/limfe
Ø inspeksi
: mukosa bibir lembab tidak ada pembesaran getah bening,tidak ada distensi vena
jugularis,tidak ada edema
Ø palpasi
: akral teraba,pada saat crt waktu kembali <2 detik,denyut nadi
radialis,branchialis dan karotis iramanya normal
Ø perkusi
: bunyi perkusi ics 1 sampai 6 pekak dan ics 7 sampai 12 resonan
Ø auskultasi
: s1 dan s2 normal dan tidak terdapat suara tumbahan
3. Sistem
pencernaan
Ø inspeksi
: konjungtiva tidak anemis, adanya stomatitis pada mukosa mulut,bentuk abdomen
simetris, turgor kullit abdomen elastis
Ø auskultasi
: bising usus 8xpermenit
Ø palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada abdomen
Ø perkusi
: bunyi perkusi timpani
4. Sistem
persyarafan
Ø nervus
I (olfaktorius) : klien dapat mencim bau-bauan di sekitarnya
Ø nervus
II (optikus) : klien dapat melihat dengan jarak 2m, klien tidak menggunakan kacamata
Ø nervus
III (okulametorius) : klien dapat menggerakan bola mata kesamping dan keatas
Ø nervus
IV (traklearis) : meggerakan bola mata ke atas dan kebawah normal
Ø nervus
V (trigeminus) : klien dapat mengedipkan matanya dengan baik
Ø nervus
VI (abdusen) : klien dapat menggerakan bola mata kesamping
Ø nervus
VII (facialis) : klien dapat membedakan rasa manis dan asin
Ø nervus
VIII (akustikus) : pendengaran telinga kanan dan teliga kiri baik
Ø nervus
IX (glosefaringeus) : klien dapat menelan dengan baik
Ø nervus
X (vagus) : klien bisa membuka mulut
Ø nervus
XI (spinal accesory) : klien dapat mengangkat bahu kanan dan kirinya , juga
bisa memutar kepalanya
Ø nervus
XII (hipoglesal) : pergerakan lidah klien bebas dan tidak ada gangguan
5. Sistem
penglihatan
Bentuk mata simetris, penyebaran bulu
mata merata,mata terllihat normal,tidak ada kemerahan atau bengkak pada kelopak
mata, konjugtiva merah muda,tidak ada kelainan pada mata.
6. Sistem
pendengaran
Ø Inspeksi
: telinga kiri dan kanan simetris
Ø Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
7. Sistem
perkemihan
Ø Inspeksi
: Tidak terpasang kateter
8. Sistem
muskulokelestal
Bentuk tubuh simetris, bentuk tubuh
ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada edema, tidak terpasang infus,
tidak ada fraktur, kemampuan bergerak aktif.
9.
Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening dan tidak ada pembesaran kelejar tiroid.
10. Sistem
integumen
Ø Insfeksi
:Keadaan kulit tampak bersih, ada lesi atau pecah-pecah dan kemerahan didaerah
sekitar mulut, pertumbuhan bulu rambut merata
Ø Palpasi
: tidak ada nyeri tekan
·
Pola kebiasaan sehari-hari
no
|
Pola
|
Sebelum sakit
|
Saat sakit
|
1
|
Pola makan
& Minum
|
Jenis makanan padat, frekuensi 3xsehari, minum air
putih, tidak ada makanan tambahan, tidak ada makanan pantangan dan makanan
alergi.
|
Jenis makanan lunak, 2 x sehari, nafsu makan
menurun.
|
2
|
Pola
Istirahat & Tidur
|
Kebiasaan tidur berdoa sebelum tidur, sejitar 7-8
jam.
|
Tidur siang dan malam terganggu saat sakit.
|
3
|
Personal
higiene
|
Mandi 2xsehari, jarang menggosok
gigi, mencuci rambut 3x seminggu, perawatan kuku seminggu sekali, pakaian 2x sehari
|
Mandi 1xsehari,
tidak menggosok gigi karena adanya lesi di area mulut.
|
4
|
Eleminasi
BAB
BAK
|
1xsehari, lunak, tidak ada
penggunaan obat.
3xsehari, warna kuning , tidak ada
masalah.
|
Tidak menentu karena kurangnya
asupan makanan.
Jarangnya BAK.
|
5
|
Pola
aktivitas
|
Tidak ada
Tidak ada |
Di bantu
Di bantu |
6
|
Kebiasaan
lain
|
Sering
mengangkat beban berat
|
Tidak mengangkat beban berat
|
A. Data
psikologis
1. Status
emosi
Klien mampu untuk mengontrol
emosinya, klien tidak cepat tersinggung, klien ketika tersinggung hanya diam
saja.
2.
Kecemasan klien
Klien cemas, selalu bertanya dengan
perawat apakah bisa sembuh dari penyakitnya. Cemas klien termasuk cemas ringan
3. Konsep
diri
a. Citra
tubuh
Klien menyukai tubuhnnya terutama bagian
rambutnya
b. Identitas
diri
Pasien merasa senang dengan profesinya
c. Peran
Sebagai ibu rumah tangga
d. Ideal
diri
Pasien berharap cepat sembuh
e. Harga
diri
Klien adalah pekerja yang rajin
4. Koping
mekanisme yang digunakan
B. Data
sosial
1. Pola
komunikasi
Klien bericara dengan tenang dan
berbicara dengan jelas
2. Pola
interaksi
Pasien berinteraksi dengan baik dengan
perawat,keluarga,dan klien lain.
C. Data
Spiritual
Klien melaksanakan ibadahnya dengan baik
D. Data
penunjang
Ø Laboratorium
: ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa
Ø Pemeriksaan
endoskopi : hanya di indikasikan jika terdapat perbaikan dengan pemberian
flukonazol
Ø Dilakukan
pengolesan lesi dengan toluidin 1% topikal dengan swab atau kumur
Ø Dianosa
pasti dengan biopsi
E. Analisa
data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Nyeri b.d zat kimia
Ds : - pasien
mengeluh nyeri pada area kulit di mulut.
Do :
-
pasien tampak kesakitan.
-
pasien tidak nafsu makan karena
ada lesi diarea mulu
-
terlihat ada lesi diarea mulut.
|
Timbul
bercak putih dimulut
Menggumpal
menutup permukaan lidah
Menghambat
implus syaraf pengecap
Tidak
dapat mengecap rasa
Gejala
makin berat
Bercak
kemerahan dengan eksudat berwarna putih
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
Nyeri
b.d zat kimia
|
|
Hipertermi b.d proses
infeksi
Ds :
-
Pasien mengatakan demam
Do
:
-
Pasien teraba badanya panas
-
Suhu tubuh meningkat
-
Mukosa mulut memerah
|
Candida
bermetastase
Ke
faring
Proses
peradangan
Peningkatan
prostaglandin, bradikinin dan histamine
Suhu
tubuh meningkat
Hipertermi
|
Hipertermi
b.d proses infeksi
|
F.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri
b.d zat kimia
2. Hipertermi
b.d proses infeksi
F. Rencana Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
NOC
|
Intevensi
NIC
|
Rasional
|
1.
|
Nyeri b.d zat kimia
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam dengan kriteria hasil :
-
nyeri berkurang
|
-
kaji skala nyeri
-
MANAJEMEN NYERI : meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamaan yang dapat diterima oleh
pasien
-
pemberian analgetik : mengguanakan agens- agens farmakologis untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri.
|
-
lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
frekuensi, kualitas, intensitas, atau keparahan nyeri.
-
memantau peredaan nyeri oleh analgetik dan kemungkinan efek sampingnya.
|
2.
|
Hipertermi
b.d proses infeksi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam dengan kriteria hasil :
-
demam turun
-
Tanda – tanda vital dalam batas normal
|
-
regulasi suhu : mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
-
pemantauan tanda vital : mrngumpulkan dan menganalisis data kardiovascular,
pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi
|
-
pantau suhu minimal dua jam, sesuai dengan kebutuhan
-
pantau hidrasi (misalnya turgor kulit, keembapan membrane mukosa.
|
Evaluasi
No
|
Tanggal dan waktu
|
Perkembangan
(SOAP)
|
Nama dan TTD perawat
|
1.
|
|
S
: pasien mengeluh nyeri berkurang
O
: pasien masih terlihat begitu kesakitan
A
: gangguan rasa nyaman b.d nyeri
P
: intervensi dilanjutkan
-
Kaji skala nyeri
-
Manajemen nyeri
-
Pemberian analgetik
S
: pasien mengeluh demam berkurang.
O
: suhu badan menurun
A
: hipertermi b.d proses infeksi
P
: intervensi diteruskan
-
Kompres dengan air hangat
-
Pemberian analgetik
S
: pasien mengatakan sudah tidak merasa nyeri saat makan.
O
: pasien sudah tidak terlihat kesakitan.
A
: gangguan rasa nyaman b.d nyeri
-
masalah teratasi
P
: intervensi dihentikan
S
: pasien mengatakan sudah tidak demam
O
: suhu dalam batas normal
A
: hipertermi b.d proses infeksi
-
masalah teratasi
P
: intervensi dihentikan
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kandisiasis
merupakan salah satu manifestasi dari penyakit kulit terutama pada mukosa mulut
berupa infeksi yang disebabkan oleh jamur candidida albicans. Penyakit ini
sangat sering ditemukan pada oraang yang memiliki imunitas yang rendah seperti
orang yang terkena HIV. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan
mulut kita dijaga dengan baik dan mengkonsumsi makanan yang baik. Selain itu,
apabila oral candidiasis tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan
menyebabkan ketidak nyamanan pada mulut.
Oral candidiasis merupakan infeksi
rongga mulut yang umum terjadi pada manusia dan memiliki banyak manifestasi
klinis sehingga penyakit ini sering kali sulit di diagnose. Penyebabnya adalah
banyaknya faktor kemungkinan yang ada terhadap munculnya infeksi ini. Setiap
jenis manifestasi harus ditangani secara tepat sehinggga diperlukan pengetahuan
tentang jenis pengobatansecara tepat pula.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini bisa memberikan masukan bagi
rekan- rekan mahasiswa calon perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami
mengenai penyakit kandidiasis menjadi bekal dalam pengaplikasian dan praktik
bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.
3.3
Lampiran
DAFTAR
PUSTAKA
Marwali harahaf. 2000. Ilmu penyakit kulit. Jakarta
Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2011. Buku Satu Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC, Edisi 9. EGC.
Jakarta.
Kusuma Hardi. 2015. aplikasi asuhan
keperawatan berdasarkan diagnose medis dan Nanda NIC- NOC, edisi revisi
jilid 1. Media Action.
Casino of the Year: Casino of the Year: NetEnt, Playtech
BalasHapusCasino of the Year: NetEnt, 춘천 출장안마 Playtech A new slot machine 경산 출장샵 and several slot machines Playtech's 화성 출장샵 latest 정읍 출장안마 new slot is 통영 출장안마 titled "Casino of the Year" and